Kintsugi
Kintsugi adalah seni yang unik yang berasal dari Jepang. Barang yang pecah seperti mangkuk, cangkir, atau vas akan disatukan lagi dengan diberi campuran emas, perak atau platina. Sejarah Kintsugi dimulai ketika Shogun Ashikasa Yoshimasa memecahkan mangkuk teh dan mengirimnya kembali ke Cina untuk diperbaiki. Ternyata mangkuk tersebut direkatkan memakai klem dari logam. Dia meminta pengrajin Jepang memperbaiki dengan cara yang lebih elegan dan estetik. Akhirnya, mangkuk teh itu jadi lebih cantik dibanding aslinya, sebelum pecah.
Filosofi Kintsugi digambarkan sebagai konsep yang bertolak belakang dengan pemikiran Barat yang mengejar kesempurnaan. Kintsugi merupakan metode rekonsiliasi terhadap peristiwa yang terjadi di luar kendali manusia. Seseorang dapat dikatakan memiliki emosi yang sehat ketika mampu menerima luka batin, bangkit, dan menghadapi kenyataan yang baru.
Asal katanya kin (gold) dan tsugi (repair). Biasanya bila ada barang pecah belah yang rusak, maka akan dianggap tidak bisa dipakai lagi. Kalaupun dicoba satukan kembali, akan ada bekas pecahnya, sehingga membuat jadi tidak menarik.
Tapi, bagaimana bila kita justru mengambil celah berkembang dari situ? Kintsugi mengajarkan bahwa suatu kerusakan tidak perlu selalu disembunyikan. Bila diperbaiki, maka bisa menjadi sebuah keindahan. Setiap kerusakan ada ceritanya. Tidak akan ada dua kintsugi yang sama persis, kata dr.Andreas Kurniawan.
Kintsugi ini juga memiliki makna tentang perjuangan. Semua trauma dan luka yang kita alami ibarat memecahkan kita. Mungkin ada bagian yang pecah hingga tak bisa digabungkan lagi, tapi tentu ada bagian yang masih ada, bisa diperbaiki. Tugas kita adalah mencari bagian tersebut. Dalam terapi, psikiater mungkin melakukan cara yang sama. Kita mengakui bahwa luka di hati itu sungguh ada. Bukannya coba sembunyikan (atau buang), kita coba ‘menerima’ bekas luka itu. Bukan hanya diperbaiki, kita coba buat supaya jadi lebih indah.
Sebagai sebuah filosofi, Kintsugi dapat dilihat memiliki kesamaan dengan filosofi wabi-sabi Jepang. Wabi dapat diartikan sebagai kesederhanaan atau keindahan. Sedangkan sabi adalah menikmati kesempurnaan. Jadi wabi sabi adalah sebuah seni dimana manusia bisa mencari keindahan dalam ketidaksempurnaan dan menikmatinya.
“Until you’re broken for awhile, you don’t know what you’re made of. It gives you the ability to rebuild yourself, stronger than ever before”
So many years of education yet nobody teaches us how to love ourselves.